Kamis, 22 November 2012
domain murah
mau share penyedia domain murah niih... ^^
gratis untuk domain web.id
buat temen temen yang belum punya domain bisa langsung daftar di situsnya ..
http://www.merekmu.co.id/
Rabu, 06 Juni 2012
Bank BNP
Sejarah
Riwayat Singkat Perusahaan
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) berkedudukan di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda No. 95, Bandung - 40132, Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal 18 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH, Notaris di Bandung.
Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sector ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan.
Pada Agustus 1994, untuk melayani ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor, maka Bank BNP melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai Bank Devisa.
Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik (terbuka) dengan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada masyarakat dengan harga nominal Rp. 500,- per lembar sahamnya, disertai dengan penerbitan waran sejumlah 20.000.000 lembar yang dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari 2001, sehingga jumlah saham beredar saat itu menjadi sebanyak 150.000.000 saham.
Modal Disetor Bank BNP bertambah pada bulan Januari 2004 sebagai akibat adanya exercise waran sebanyak 8.275.000 lembar menjadi saham biasa atas nama dengan nominal Rp. 500,- sehingga jumlah tersebut menambah jumlah saham beredar menjadi 158.275.000 saham.
Dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan Bank BNP, maka pada bulan Juli 2006 dilakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT 1) kepada pemegang saham atas sejumlah 158.275.000 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 550,- per saham, sehingga jumlah saham beredar yang telah dikeluarkan Bank BNP menjadi 316.550.000 saham.
VISI & MISI
Visi : menjadi salah satu bank ritel pilihan yang berskala nasional yang sehat, handa; dan terpercaya dalam menjalankan aktivitas perbankan dan jasa keuangan.
Misi : Berperan serta mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang ritel.
Produk & Layanan
Layanan Bank BNP
Kunjungi Cabang Bank BNP terdekat di lokasi tempat anda berdomisili, dan dapatkan berbagai pilihanProduk dan Layanan kami untuk anda!
• Produk
• Kredit
• Kredit Modal Kerja (IDR, USD)
• Kredit Investasi (IDR, USD)
• Kredit Mikro
• Kredit Konsumsi :
• KPR Idaman
• KPM Turbo
• KMG Bebas
• Kredit Renovasi Rumah
• BNP KATANA (Kredit Tanpa Agunan)
• Lainnya :
• Kredit Ekspor - Impor (IDR, USD)
• Simpanan
• Tabungan
• Parahyangan
• Nusantara
• BNP Sehati
• BNP Goes To School
• Payroll
• Sakura
• Japan
• Dollar (USD)
• TabunganKu
• Giro
• Standar (IDR)
• Valas (USD, SGD, EURO, JPY, AUD, HKD)
• Bushido
• Deposito Berjangka :
• Mingguan dan Bulanan (IDR, USD, SGD, EURO, AUD)
• Jasa
• Bank Garansi (IDR and Major Currency)
• Tender
• Performance Bond
• Advance Payment Bond
• Shipping Guarantee
• Referensi Bank
• Letter of Credit / Export - Import
• Jual beli mata uang asing
• Kiriman uang dalam dan luar negeri
• Kliring dan Intercity Clearing
• Inkaso dalam dan luar negeri
• Bank Draft, Traveller Cheque
• Kartu ATM dan Debit
• ATM Bersama
• ATM ALTO
• ATM PRIMA (ATM BCA)
• DEBIT VISA
• VISA PLUS
• Pembayaran dan Tagihan
• Pembayaran Rekening Listrik Online
• Pembayaran Rekening Telepon Online
• Pembayaran Pengisian Pulsa Telkomsel (Halo, Kartu AS, Simpati)
• Pembayaran dan Pengisian Pulsa Indosat (Matrix, Mentari, StarOne, IM3)
• Pembayaran Rekening Telepon Flexi - Speedy
• Pembayaran Air / PDAM
• Pembayaran Angsuran Kredit Motor (BAF)
• Pembayaran Pajak dengan sistem MPN
• Pembayaran Pajak PBB Online
• Pembayaran uang sekolah / kuliah, pendaftaran Sekolah Dasar / Menengah / Atas dan Perguruan Tinggi.
Teknologi yang digunakan:
Bank BNP menggunakan teknologi 3G khususnya untuk wilayah bandung dan Jakarta yang digunakan untuk payment point di kantor-kantor pelayanan pajak atau mobile user.
Minggu, 08 Januari 2012
Tulisan SIA 10
Masalah Itu Sementara - Mario teguh
Ia hanya menjadi permanen bagi orang yang menganggapnya permanen.
Paku yang memantek seseorang ke papan gosok di mana dia berada sekarang adalah perasaan bahwa masalah-masalahnya saat ini adalah permanen, sedangkan keberhasilan dan kebahagiaannya hanyalah sementara.
………..
Kita tidak mungkin membebaskan diri dari masalah,
karena masalah adalah penghormatan kepada kita.
Tuhan Yang Maha Perkasa menjamin bahwa tidak ada orang yang akan dimasukkan ke dalam masalah yang tidak bisa diatasinya. Sehingga, masalah apa pun yang kita masuki, adalah masalah yang telah ditetapkan berada di bawah kemampuan kita.
Tetapi, masalah sekecil apa pun, akan menjadi penghambat kemajuan dan bahkan menjadi pengerdil masa depan, bagi orang yang memilih untuk tidak menghormati dirinya sendiri, dan tidak mempercayai jaminan Tuhan.
Ia hanya menjadi permanen bagi orang yang menganggapnya permanen.
Paku yang memantek seseorang ke papan gosok di mana dia berada sekarang adalah perasaan bahwa masalah-masalahnya saat ini adalah permanen, sedangkan keberhasilan dan kebahagiaannya hanyalah sementara.
………..
Kita tidak mungkin membebaskan diri dari masalah,
karena masalah adalah penghormatan kepada kita.
Tuhan Yang Maha Perkasa menjamin bahwa tidak ada orang yang akan dimasukkan ke dalam masalah yang tidak bisa diatasinya. Sehingga, masalah apa pun yang kita masuki, adalah masalah yang telah ditetapkan berada di bawah kemampuan kita.
Tetapi, masalah sekecil apa pun, akan menjadi penghambat kemajuan dan bahkan menjadi pengerdil masa depan, bagi orang yang memilih untuk tidak menghormati dirinya sendiri, dan tidak mempercayai jaminan Tuhan.
Tulisan SIA 9
Tips: Agar Otak Kanan Tidak Loyo
Sistem pendidikan formal terlalu mengedepankan pengembangan otak kiri. Pusat pengembangan otak kanan pun dibuka sebagai penyeimbang. Benarkah hanya seniman yang perlu memperhatikannya?
Tomi dan Nina sudah hampir menikah. Mereka mengaku saling mencintai dan berjanji setia sehidup semati.
Untuk menjaga segala kemungkinan terburuk, mereka datang ke notaris. Sebuah perjanjian harta terpisah dibuat di atas kertas bermeterai, disaksikan notaris yang berkantor di gedung mentereng di Jakarta itu. Jadi, jika suatu ketika ternyata harus berpisah, mereka hanya bisa membawa harta yang tercatat atas nama mereka sendiri secara pribadi.
Semuanya berjalan lancar, pesta pernikahan pun mulus dilangsungkan. Dan, barangkali sebagian dari kita akan menganggapnya wajar-wajar saja di zaman yang segalanya dihitung dengan materi ini.
Namun, bagi AM Rukky Santoso, penulis buku Right Brain: Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan untuk Kehidupan yang Lebih Berkualitas, percintaan Tomi dan Nina itu tidak wajar. Percintaan itu hanya didasari oleh perhitungan untung rugi, bukan sebuah cinta yang sejati. Hal itu terjadi karena mereka terbiasa menyelesaikan masalah hanya dengan memfungsikan otak sebelah kiri. “Segalanya hanya didasarkan atas logika,” katanya.
Contoh lain, kata Rukky, adalah kecenderungan manusia hanya tergantung pada tindakan medis, pemakaian suplemen makanan dan obat-obatan untuk menjaga kesehatan. Meski, pada sebuah seminar tentang penelitian ilmu medis di Amerika, pernah diungkapkan bahwa dalam ilmu pengobatan medis modern hanya kurang lebih 25 persen yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selebihnya adalah suatu tindakan trial and error alias coba-coba. Sebaliknya, upaya untuk membentengi diri dengan menciptakan kesehatan dari diri sendiri jarang dikembangkan.
Padahal, kata Rukky, di kepala manusia terdapat tiga bagian otak, yakni otak kanan, otak kiri dan otak kecil atau otak bawah sadar. Masing-masing bagian memiliki peran dan karekter yang berbeda-beda.
Otak kiri merupakan bagian otak yang bertugas berfikir secara kognitif dan rasional. Bagian ini memiliki karakteristik khas yang bersifat logis, matematis, analitis, realistis, vertikal, kuantitatif, intelektual, obyektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan.
Otak kiri memiliki karakter antara lain mengontrol gerak motorik tubuh kanan – masuk akal, sistematis, mekanis – matematis, hitung-hitungan – analisa, bahasa, gambar, kata-kata – karakter garis lurus, paralel – detil, menguasai, sasaran/target – kecerdikan, keduniawian – realita dan dominan, langsung – aktif, berorientasi pada jumlah – identitas, membaca, menulis – tujuan akhir, target sasaran – bertahap-tahap dan berdasar permintaan – kecenderungan pada diri sendiri – kecenderungan lebih ke dalam diri.
Sebaliknya, otak kanan merupakan bagian otak yang berfikir secara afektif dan relasional, memiliki karakter kualitatif, impulsif, spiritual, holistik, emosional, artistik, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak motorik bagian tubuh sebelah kiri.
Otak kanan memiliki karakter antara lain : mengontrol gerak motorik tubuh kiri – karakter hubungan antar manusia – akustik, bunyi,musik – artistik, seni, kreativitas – simbol-simbol, sensualitas, ruang – intuisi, imajinasi, persamaan – terus-menerus, tetap, jelas – emosi-emosi, gambaran perasaan – terbuka, mengutamakan perasaan – berorientasi pada kualitas – penggandaan dan proses – spiritual dan penampakan – peduli dengan pihak lain – kepedulian pada alam dan situasi.
Sedangkan bagian otak kecil yang berada di sebelah bawah, bertugas mirip mesin perekam seluruh kejadian yang berlangsung dalam kehidupan kita. Otak kecil seringkali mengagetkan kita dengan memberikan informasi secara tiba-tiba mengenai sesuatu yang tidak kita sadari sebelumnya.
Namun, seluruh sistem pendidikan di Indonesia serta beragam aspek kehidupan ternyata hanya mampu mengembangkan belahan otak kiri tersebut. Otak kanan bahkan hanya dipandang sebagai sesuatu yang hanya bisa mendasari seseorang untuk menjadi seniman besar. Orang yang tidak akan menjadi seniman, tidak perlu mengembangkan otak kanannya. Akibatnya, kita menjadi terbiasa berfikir dengan hanya menggunakan otak kiri.
Untuk itu, Rukky membuka Right Brain Institute of Life, sebuah pelatihan pengembangan kemampuan otak kanan, di Jakarta dan Bandung. Lembaga serupa adalah Center of the Right Brain Learning (Pusat Pelatihan Otak Kanan) yang pernah dibuka di Bogor.
Saat ini, kata Rukky, sudah ribuan orang yang mengikuti program ini. Mereka terdiri dari anak-anak hingga para doktor di universitas terkemuka seperti Universitas Trisakti dan Atmajaya, Jakarta. Para peserta terbagi dalam dua model. Model pelatihan reguler dilakukan dalam 10 kali pertemuan, sedangkan model intensif hanya dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Biaya pelatihan kedua model ini sama, yakni Rp.750 ribu perorang.
Metode pelatihan ini, kata Rukky, bersifat ilmiah dan relatif mudah diikuti. Ia berorientasi untuk mengembangkan aktivitas kelenjar, jaringan syaraf, insting energi serta keseimbangan di dalam tubuh. Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan stimulus kepada bagian hormon-hormon di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Dengan demikian hormon tersebut akan memberikan rangsangan kepada fungsi otak sebelah kanan. Hal tersebut, menurut Rukky, dalam jangka panjang bisa memberikan kesejahteraan dalam kehidupan.
Menurut Shinto B. Adelar, M.Sc, dosen psikologi perkembangan pada Universitas Indonesia, latihan pengembangan otak kanan seperti diterapkan Rukky sangat positif. Jika otak kiri saja yang dikembangkan, orang jadi kurang imajinatif dan kurang kreatif.
Shinto juga sependapat bahwa otak kanan berkaitan dengan unsur kreativitas yang bukan hanya layak dikembangkan para seniman. Ilmuwan juga perlu mengembangkannya. “Kalau nggak, dia nggak maju. Jadi, untuk mengembangkan sesuatu untuk mencari ide-ide baru,” kata Shinto.
Namun, Shinto memberikan catatan bahwa otak kiri dan otak kanan itu saling berhubungan. “Jangan salah paham bahwa otak belahan kiri dan kanan bekerja sendiri-sendiri. Jadi, meskipun pada fungsi yang khususnya, tapi masing-masing bagian itu akan lebih terbantu apabila aktivasinya dari kedua sisi,” katanya. Oleh karena itu, sebaiknya dikembangkan secara bersamaan. Sehingga, kegiatan-kegiatannya seimbang menstimulasi otak kiri dan otak kanan.
Tanpa melalui lembaga pelatihan khusus otak kanan, kata Shinto, pengembangan sebenarnya bisa dilakukan lewat sebuah latihan kecil yang sederhana. Misalnya, pengembangan bahasa yang bukan hanya untuk menyebutkan tentang fakta. Namun, bahasa juga dimanfaatkan untuk menggambarkan sesuatu yang sifatnya rekaan atau imajinasi.
Cara lainnya, kata Shinto, berhitung dengan cara-cara tertentu sebagaimana dikembangkan dalam kursus sempoa, mental aritmatika, dan sejenisnya. “Misalnya, kita memberi pertanyaan, 2+4 = berapa? Lantas, anak diharapkan menghitung, berapa ditambah berapa sama dengan enam,” katanya.
Salah seorang pengelola kursus sempoa di Jakarta, Muhammad Dilar Darmawan menyebutkan, sempoa memang mengembangkan belahan otak kanan. Namun, ia juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan. “Kursus ini mencoba memaksimalkan fungsi kedua bagian otak tersebut,” kata Dilar.
Sekitar 30 anak dengan umur rata-rata enam tahun yang mengikuti kursusnya akhirnya lebih percaya diri. Mereka juga mudah mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan angka. “Kecepatan berpikir mereka lebih jauh dibandingkan sebelumnya,” ujar Dilar.
Apa yang dikembangkan dalam kursus otak kanan seperti milik Rukky, agaknya tidak spesifik seperti kursus sempoa atau mental aritmatika. Namun yang jelas, dengan pengembangan otak kanan inilah, hidup akan menjadi lebih berkualitas secara fisik dan psikis.
Sebagaimana dikatakan Rukky, kita kemudian akan mampu mencermati tradisi medang yang biasa dilakukan orang Jawa. Medang yang berasal dari kata wedang atau minuman adalah kebiasaan menikmati minuman hangat di petang hari sembari duduk santai di ruang terbuka. Sembari medang itulah sebenarnya mereka melakukan semacam meditasi dan kontemplasi yang akan mengaktifkan otak kanan.
Sistem pendidikan formal terlalu mengedepankan pengembangan otak kiri. Pusat pengembangan otak kanan pun dibuka sebagai penyeimbang. Benarkah hanya seniman yang perlu memperhatikannya?
Tomi dan Nina sudah hampir menikah. Mereka mengaku saling mencintai dan berjanji setia sehidup semati.
Untuk menjaga segala kemungkinan terburuk, mereka datang ke notaris. Sebuah perjanjian harta terpisah dibuat di atas kertas bermeterai, disaksikan notaris yang berkantor di gedung mentereng di Jakarta itu. Jadi, jika suatu ketika ternyata harus berpisah, mereka hanya bisa membawa harta yang tercatat atas nama mereka sendiri secara pribadi.
Semuanya berjalan lancar, pesta pernikahan pun mulus dilangsungkan. Dan, barangkali sebagian dari kita akan menganggapnya wajar-wajar saja di zaman yang segalanya dihitung dengan materi ini.
Namun, bagi AM Rukky Santoso, penulis buku Right Brain: Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan untuk Kehidupan yang Lebih Berkualitas, percintaan Tomi dan Nina itu tidak wajar. Percintaan itu hanya didasari oleh perhitungan untung rugi, bukan sebuah cinta yang sejati. Hal itu terjadi karena mereka terbiasa menyelesaikan masalah hanya dengan memfungsikan otak sebelah kiri. “Segalanya hanya didasarkan atas logika,” katanya.
Contoh lain, kata Rukky, adalah kecenderungan manusia hanya tergantung pada tindakan medis, pemakaian suplemen makanan dan obat-obatan untuk menjaga kesehatan. Meski, pada sebuah seminar tentang penelitian ilmu medis di Amerika, pernah diungkapkan bahwa dalam ilmu pengobatan medis modern hanya kurang lebih 25 persen yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selebihnya adalah suatu tindakan trial and error alias coba-coba. Sebaliknya, upaya untuk membentengi diri dengan menciptakan kesehatan dari diri sendiri jarang dikembangkan.
Padahal, kata Rukky, di kepala manusia terdapat tiga bagian otak, yakni otak kanan, otak kiri dan otak kecil atau otak bawah sadar. Masing-masing bagian memiliki peran dan karekter yang berbeda-beda.
Otak kiri merupakan bagian otak yang bertugas berfikir secara kognitif dan rasional. Bagian ini memiliki karakteristik khas yang bersifat logis, matematis, analitis, realistis, vertikal, kuantitatif, intelektual, obyektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan.
Otak kiri memiliki karakter antara lain mengontrol gerak motorik tubuh kanan – masuk akal, sistematis, mekanis – matematis, hitung-hitungan – analisa, bahasa, gambar, kata-kata – karakter garis lurus, paralel – detil, menguasai, sasaran/target – kecerdikan, keduniawian – realita dan dominan, langsung – aktif, berorientasi pada jumlah – identitas, membaca, menulis – tujuan akhir, target sasaran – bertahap-tahap dan berdasar permintaan – kecenderungan pada diri sendiri – kecenderungan lebih ke dalam diri.
Sebaliknya, otak kanan merupakan bagian otak yang berfikir secara afektif dan relasional, memiliki karakter kualitatif, impulsif, spiritual, holistik, emosional, artistik, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak motorik bagian tubuh sebelah kiri.
Otak kanan memiliki karakter antara lain : mengontrol gerak motorik tubuh kiri – karakter hubungan antar manusia – akustik, bunyi,musik – artistik, seni, kreativitas – simbol-simbol, sensualitas, ruang – intuisi, imajinasi, persamaan – terus-menerus, tetap, jelas – emosi-emosi, gambaran perasaan – terbuka, mengutamakan perasaan – berorientasi pada kualitas – penggandaan dan proses – spiritual dan penampakan – peduli dengan pihak lain – kepedulian pada alam dan situasi.
Sedangkan bagian otak kecil yang berada di sebelah bawah, bertugas mirip mesin perekam seluruh kejadian yang berlangsung dalam kehidupan kita. Otak kecil seringkali mengagetkan kita dengan memberikan informasi secara tiba-tiba mengenai sesuatu yang tidak kita sadari sebelumnya.
Namun, seluruh sistem pendidikan di Indonesia serta beragam aspek kehidupan ternyata hanya mampu mengembangkan belahan otak kiri tersebut. Otak kanan bahkan hanya dipandang sebagai sesuatu yang hanya bisa mendasari seseorang untuk menjadi seniman besar. Orang yang tidak akan menjadi seniman, tidak perlu mengembangkan otak kanannya. Akibatnya, kita menjadi terbiasa berfikir dengan hanya menggunakan otak kiri.
Untuk itu, Rukky membuka Right Brain Institute of Life, sebuah pelatihan pengembangan kemampuan otak kanan, di Jakarta dan Bandung. Lembaga serupa adalah Center of the Right Brain Learning (Pusat Pelatihan Otak Kanan) yang pernah dibuka di Bogor.
Saat ini, kata Rukky, sudah ribuan orang yang mengikuti program ini. Mereka terdiri dari anak-anak hingga para doktor di universitas terkemuka seperti Universitas Trisakti dan Atmajaya, Jakarta. Para peserta terbagi dalam dua model. Model pelatihan reguler dilakukan dalam 10 kali pertemuan, sedangkan model intensif hanya dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Biaya pelatihan kedua model ini sama, yakni Rp.750 ribu perorang.
Metode pelatihan ini, kata Rukky, bersifat ilmiah dan relatif mudah diikuti. Ia berorientasi untuk mengembangkan aktivitas kelenjar, jaringan syaraf, insting energi serta keseimbangan di dalam tubuh. Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan stimulus kepada bagian hormon-hormon di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Dengan demikian hormon tersebut akan memberikan rangsangan kepada fungsi otak sebelah kanan. Hal tersebut, menurut Rukky, dalam jangka panjang bisa memberikan kesejahteraan dalam kehidupan.
Menurut Shinto B. Adelar, M.Sc, dosen psikologi perkembangan pada Universitas Indonesia, latihan pengembangan otak kanan seperti diterapkan Rukky sangat positif. Jika otak kiri saja yang dikembangkan, orang jadi kurang imajinatif dan kurang kreatif.
Shinto juga sependapat bahwa otak kanan berkaitan dengan unsur kreativitas yang bukan hanya layak dikembangkan para seniman. Ilmuwan juga perlu mengembangkannya. “Kalau nggak, dia nggak maju. Jadi, untuk mengembangkan sesuatu untuk mencari ide-ide baru,” kata Shinto.
Namun, Shinto memberikan catatan bahwa otak kiri dan otak kanan itu saling berhubungan. “Jangan salah paham bahwa otak belahan kiri dan kanan bekerja sendiri-sendiri. Jadi, meskipun pada fungsi yang khususnya, tapi masing-masing bagian itu akan lebih terbantu apabila aktivasinya dari kedua sisi,” katanya. Oleh karena itu, sebaiknya dikembangkan secara bersamaan. Sehingga, kegiatan-kegiatannya seimbang menstimulasi otak kiri dan otak kanan.
Tanpa melalui lembaga pelatihan khusus otak kanan, kata Shinto, pengembangan sebenarnya bisa dilakukan lewat sebuah latihan kecil yang sederhana. Misalnya, pengembangan bahasa yang bukan hanya untuk menyebutkan tentang fakta. Namun, bahasa juga dimanfaatkan untuk menggambarkan sesuatu yang sifatnya rekaan atau imajinasi.
Cara lainnya, kata Shinto, berhitung dengan cara-cara tertentu sebagaimana dikembangkan dalam kursus sempoa, mental aritmatika, dan sejenisnya. “Misalnya, kita memberi pertanyaan, 2+4 = berapa? Lantas, anak diharapkan menghitung, berapa ditambah berapa sama dengan enam,” katanya.
Salah seorang pengelola kursus sempoa di Jakarta, Muhammad Dilar Darmawan menyebutkan, sempoa memang mengembangkan belahan otak kanan. Namun, ia juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan. “Kursus ini mencoba memaksimalkan fungsi kedua bagian otak tersebut,” kata Dilar.
Sekitar 30 anak dengan umur rata-rata enam tahun yang mengikuti kursusnya akhirnya lebih percaya diri. Mereka juga mudah mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan angka. “Kecepatan berpikir mereka lebih jauh dibandingkan sebelumnya,” ujar Dilar.
Apa yang dikembangkan dalam kursus otak kanan seperti milik Rukky, agaknya tidak spesifik seperti kursus sempoa atau mental aritmatika. Namun yang jelas, dengan pengembangan otak kanan inilah, hidup akan menjadi lebih berkualitas secara fisik dan psikis.
Sebagaimana dikatakan Rukky, kita kemudian akan mampu mencermati tradisi medang yang biasa dilakukan orang Jawa. Medang yang berasal dari kata wedang atau minuman adalah kebiasaan menikmati minuman hangat di petang hari sembari duduk santai di ruang terbuka. Sembari medang itulah sebenarnya mereka melakukan semacam meditasi dan kontemplasi yang akan mengaktifkan otak kanan.
Tulisan SIA 8
Adenium
Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika.
Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, tanaman ini dinamakan adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).
Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.
Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut :
Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.
Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.
Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing. Sekarang sudah dikembangkan kelopak bunga yang bersusun dan hasilnya sudah baik bahkan kelopak bunganya ada yang menyerupai susunan bunga mawar
Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species (jenis asli), maupun Varietas (jenis hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru).
Beberapa species asli adenium yaitu :
Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm).
Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh di atas bonggol, di atas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar (lebih dari 5 cm).
Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.
Penyerbukan
Penyerbukan pada tanaman ini sudah bisa dilakukan dengan bantuan manusia . penyerbukan pada angin disebut dengan bunga anemophilous dan dengan bantuan serangga disebut entomophilous, dan dengan bantuan manusia yaitu dengan cara memindahkan benang sari keputik bunga.
Untuk menghasilkan pembuahan yang fertil mebutuhkan dua jenis tanaman yang berbeda genetiknya. Penyerbukan dikatakan berhasil apabila telah terjadi buah yang membesar berbentuk tanduk.
Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika.
Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, tanaman ini dinamakan adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).
Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.
Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut :
Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.
Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.
Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing. Sekarang sudah dikembangkan kelopak bunga yang bersusun dan hasilnya sudah baik bahkan kelopak bunganya ada yang menyerupai susunan bunga mawar
Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species (jenis asli), maupun Varietas (jenis hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru).
Beberapa species asli adenium yaitu :
Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm).
Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh di atas bonggol, di atas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar (lebih dari 5 cm).
Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.
Penyerbukan
Penyerbukan pada tanaman ini sudah bisa dilakukan dengan bantuan manusia . penyerbukan pada angin disebut dengan bunga anemophilous dan dengan bantuan serangga disebut entomophilous, dan dengan bantuan manusia yaitu dengan cara memindahkan benang sari keputik bunga.
Untuk menghasilkan pembuahan yang fertil mebutuhkan dua jenis tanaman yang berbeda genetiknya. Penyerbukan dikatakan berhasil apabila telah terjadi buah yang membesar berbentuk tanduk.
Tulisan SIA 7
Intelegensi dan IQ
Menurut David Wechsler , inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
Inteligensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
Inteligensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.
Menurut David Wechsler , inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :
Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
Inteligensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
Inteligensi dan Bakat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
Inteligensi dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.
Manfaat Alpukat
Hampir setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit.
Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath.
Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut.
Zat Kaya Manfaat dalam Alpukat
Alpukat atau avokad memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Alpukat atau avokad setidaknya mengandung 11 vitamin dan 14 mineral yang bermanfaat. Alpukat kaya akan protein, riboflavin (atau dikenal sebagai vitamin B2), niasin (atau dikenal sebagai vitamin B3), potasium (atau lebih dikenal sebagai kalium), dan vitamin C.
Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik.
Berikut ini penjelasan beberapa zat dalam alpukat atau avokad yang bermanfaat bagi tubuh kita:
Vitamin E dan vitamin A
Vitamin E dikenal sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan kulit. Campuran vitamin E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit. Kombinasi vitamin E dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal, menghilangkan kerut, membuat kulit terlihat muda dan segar.
Potasium atau Kalium
Potasium (dikenal juga sebagai kalium) yang ada dalam alpukat dapat mengurangi depresi, mencegah pengendapan cairan dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah.
Lemak tak jenuh
Dalam alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak jenuh. Lemak ini berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker atau penyakit jantung. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mudah dicerna tubuh sehingga dapat memberikan hasil maksimal pada tubuh. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti bakteri dan anti jamur.
Asam oleat
Asam oleat merupakan antioksidan yang sangat kuat yang dapat menangkap radikal bebas dalam tubuh akibat polusi. Radikal bebas dalam tubuh akan menimbulkan berbagai macam keluhan kesehatan.
Vitamin B6
Vitamin ini berkhasiat untuk meredakan sidrom pra-haid atau pra-menstruasi (PMS) yang umumnya diderita wanita setiap bulan.
Zat Besi dan Tembaga
Zat ini diperlukan dalam proses regenerasi darah sehingga mencegah penyakit anemia.
Mineral Mangaan dan Seng
Unsur ini bermanfaat untuk meredakan tekanan darah tinggi, memantau detak jantung dan menjaga fungsi saraf tetap terjaga.
Hampir setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukat bermanfaat sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industri pakaian. Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit.
Dalam bidang kecantikan, buah alpukat juga sering digunakan sebagai masker wajah. Buah ini dianggap mampu membuat kulit lebih kencang. Buah alpukat juga bermanfaat untuk perawatan rambut misalnya sewaktu melakukan creambath.
Selain itu, sebagai buah, alpukat juga tentu bisa dinikmati sebagai hidangan yang lezat. Berbagai hidangan disajikan dengan menambah alpukat sebagai bagian dari hidangan tersebut.
Zat Kaya Manfaat dalam Alpukat
Alpukat atau avokad memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Alpukat atau avokad setidaknya mengandung 11 vitamin dan 14 mineral yang bermanfaat. Alpukat kaya akan protein, riboflavin (atau dikenal sebagai vitamin B2), niasin (atau dikenal sebagai vitamin B3), potasium (atau lebih dikenal sebagai kalium), dan vitamin C.
Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik.
Berikut ini penjelasan beberapa zat dalam alpukat atau avokad yang bermanfaat bagi tubuh kita:
Vitamin E dan vitamin A
Vitamin E dikenal sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan kulit. Campuran vitamin E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit. Kombinasi vitamin E dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal, menghilangkan kerut, membuat kulit terlihat muda dan segar.
Potasium atau Kalium
Potasium (dikenal juga sebagai kalium) yang ada dalam alpukat dapat mengurangi depresi, mencegah pengendapan cairan dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah.
Lemak tak jenuh
Dalam alpukat ada lemak nabati yang tinggi yang tak jenuh. Lemak ini berguna untuk menurunkan kadar kolesterol darah (LDL), yang berarti dapat mencegah penyakit stroke, darah tinggi, kanker atau penyakit jantung. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mudah dicerna tubuh sehingga dapat memberikan hasil maksimal pada tubuh. Lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti bakteri dan anti jamur.
Asam oleat
Asam oleat merupakan antioksidan yang sangat kuat yang dapat menangkap radikal bebas dalam tubuh akibat polusi. Radikal bebas dalam tubuh akan menimbulkan berbagai macam keluhan kesehatan.
Vitamin B6
Vitamin ini berkhasiat untuk meredakan sidrom pra-haid atau pra-menstruasi (PMS) yang umumnya diderita wanita setiap bulan.
Zat Besi dan Tembaga
Zat ini diperlukan dalam proses regenerasi darah sehingga mencegah penyakit anemia.
Mineral Mangaan dan Seng
Unsur ini bermanfaat untuk meredakan tekanan darah tinggi, memantau detak jantung dan menjaga fungsi saraf tetap terjaga.
Langganan:
Postingan (Atom)